Museum Bio-Paleoantropologi dan Museum Anatomi diresmikan pada tanggal 28 Oktober 2024 oleh Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D. bersama dengan Bapak Haryanto Adikoesoemo, selaku Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Museum ini diresmikan setelah dilakukan revitalisasi.

Sebelumnya, museum ini bernama Gedung Laboratorium Bio- & Paleoantropologi (Gedung LBP) dan pertama kali berdiri tahun 1989, diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Fuad Hasan bertepatan dengan hari Peringatan 100 Tahun Paleoantropologi Indonesia tanggal 9 September 1989. Kemudian pada tahun 2007 dengan dukungan dana dari Yayasan Keluarga Hashim S. Djojohadikusuma (YKHD), fakultas merenovasi gedung dan museum LBP. Peresmian gedung baru LBP setelah direnovasi dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2007 bersamaan dengan penyelenggaraan seminar internasional paleoantropologi “International Seminar on Southeast Asian Paleoanthropology” dengan dukungan Fakultas Kedokteran dan Universitas Gadjah Mada dan dana dari YKHD.

Pendirian Museum Bio-Paleoantrologi bertujuan untuk memberikan edukasi tentang evolusi biologis manusia dengan berbagai aspek yang melekat seperti lingkungan dan kebudayaan serta evolusi perubahan lingkungan dari awal mula kehidupan di bumi dimulai, sedangkan tujuan utama didirikannya Museum Anatomi adalah untuk mendukung pendidikan kedokteran, memperkenalkan para mahasiswa dan pengunjung pada keajaiban anatomi manusia serta memahami kompleksitas tubuh manusia secara lebih mendalam.

Koleksi yang ditampilan di Museum Bio-Paleoantropologi antara lain fosil manusia purba, artefak, tulang sub-recent, tumbuhan, avertebrata dan vertebrata.Museum anatomi sendiri menyajikan peta tubuh manusia yang akurat dan mendetail, dimulai dari sistem rangka, otot, hingga jaringan organ yang rumit. Tidak hanya tubuh manusia, pada museum ini juga menampilkan bagian embriologi dengan ukuran asli.